Pita kestabilan inti merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara jumlah neutron (N) dan jumlah proton (Z). Isotop-isotop unsur yang terletak pda pita kestabilan nerupakan isotop yang stabil, sedangkan isotop-isotop unsur yang terletak di luar pita (di atas atau di bawah) merupakan isotop yang bersifat radioaktif. Pita kestabilan inti memuat unsur-unsur bernomor atom 83. Unsur-unsur bernomor atom lebih dari 83 selalu bersifat radioaktif.
Tampilkan postingan dengan label Fisika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fisika. Tampilkan semua postingan
Senin, 18 April 2016
Minggu, 26 April 2015
Minggu, 02 Februari 2014
Magnet Neodymium
Magnet atau magnit adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Senin, 05 Agustus 2013
Alat Ukur
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern.
Daftar Berdasarkan Kegunaan
Daftar Berdasarkan Kegunaan
Massa
- Neraca
- Penimbang berat
- Spectrometer massa
- Katharometer
Panjang
- CMM - Coordinate Measuring Machine (mesin pengukur kordinat)
- Altimeter (mengukur ketinggian dari permukaan laut)
- Height gauge (mengukur tinggi benda atau komponen)
- Skala arsitek
- Skala teknisi
- Interferometer
- Mikrometer
- Jangka sorong
- Pi tape
- Odometer
- Opisometer
- Penggaris
- Pasak ukur
- Tape measure
- Laser rangefinder
- Ultrasound distance measure
- GPS
- Electronic distance meter
Suhu
- Thermometer
- Thermocouple
- Thermistor
- Pyrometer
- Electromagnetic spectroscopy
- RTD (Resistance Temperature Detection)
Tekanan
Radiasi
Cahaya
- Barometer
- Manometer
- Pitot tube (mengukur kecepatan)
- Anemometer (mengukur kecepatan angin)
- Tire-pressure gauge
- Aliran[sunting]
- pH[sunting]
- Kertas Lakmus (universal)
- pH indikator
Radiasi
Cahaya
Sifat listrik
- Electrometer (mengukur muatan)
- Amperemeter (mengukur arus listrik)
- Galvanometer (mengukur arus)
- Ohm-meter (mengukur hambatan)
- Voltmeter (mengukur tegangan)
- Wheatstone bridge
- Multimeter (mengukur semua di atas)
- Oscilloscope
- Watt meter (mengukur daya)
- Electric energy meter (mengukur energi)
Kepadatan
Tidak terkategorisasi
- Colorimeter (mengukur absorbance, dan juga konsentrasi)
- Radiometry
- Sicroscope
- Spectroscopy.
Angka Penting
Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka-angka pasti dan angka angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran). Berikut adalah aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran:
1) Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 72,753 (5 angka penting).
Contoh: 72,753 (5 angka penting).
2) Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 9000,1009 (9 angka penting).
3) Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 35,0000 (5 angka penting).
4) Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 67,50000 (7 angka penting).
Contoh: 67,50000 (7 angka penting).
5) Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting.
Contoh: 420000 (2 angka penting).
6) Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting.
Contoh: 0,00003789 (3 angka penting).Ketentuan Ketentuan Pada Operasi Angka Penting
Ada beberapa ketentuan dalam mengoperasikan angka penting. Ketentuan-ketentuan yang dimaksud antara lain:
1) Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka angka penting hanya boleh terdapat satu Angka Taksiran saja.
Contoh:
1) Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka angka penting hanya boleh terdapat satu Angka Taksiran saja.
Contoh:
Angka 0 dan angka 7 di belakang koma adalah angka taksiran. Oleh karena dalam pengoperasian tidak boleh ada 2 angka taksiran, maka hasil penjumlahan tersebut adalah 2,81 (dibulatkan ke atas)
2) Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit.
Dari operasi perkalian tersebut, angka penting yang paling sedikit berjumlah dua. Oleh karena hasil perkalian maupun pembagian mengandung angka penting yang paling sedikit, maka hasil perkalian kedua bilangan di atas adalah 2,3
3) Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan, Jika angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Notasi Ilmiah (Bentuk Baku)
Dari hasil pengukuran besaran fisika banyak dijumpai bilangan-bilangan yang memiliki angka yang banyak, sehingga dalam penulisannya memerlulkan tempat lebar. Untuk menyingkat penulisan bilangan tersebut diambil kesepakatan yaitu bentuk bilangan sepeluh berpangkat yang disebut notasi ilmiah. Secara umum Notasi Ilmiah atau Cara Baku dapat ditulis sebagai berikut:
Dimensi
Dalam istilah fisika, dimensi merujuk pada struktur konstituen dari semua ruang (volum) dan posisinya dalam waktu (dipersepsikan sebagai dimensi skalar di sepanjang sumbu t), serta cakupan spasial obyek-obyek di dalamnya – struktur yang memiliki korelasi dengan konsep partikel dan medan yang berinteraksi sesuai relativitas massa dan pada dasarnya bersifat matematis. Sumbu ini atau sumbu lainnya dapat diarahkan untuk mengidentifikasi suatu titik atau struktur dalam tanggapan dan hubungannya terhadap obyek lain. Teori fisika yang mencakup unsur waktu (misalnya relativitas umum) dianggap terjadi dalam "ruang waktu" empat dimensi yang didefinisikan sebagai ruang Minkowski). Teori modern cenderung lebih "berdimensi tinggi", termasuk teori medan kuantum dan string. Ruang tetap mekanika kuantum adalah ruang fungsi berdimensi tidak terbatas.
Konsep dimensi tidak dibatasi hingga benda fisik saja. Ruang berdimensi tinggi sering muncul dalam matematika dan ilmu pengetahuan atas berbagai alasan, terutama dalam bentuk ruang konfigurasi sebagaimana mekanika Lagrange atau Hamilton; keduanya adalah ruang abstrak dan terbebas dari ruang fisik yang ditempati manusia.
Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass), panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T-2atau dimensi Percepatan : L T-2.

Konsep dimensi tidak dibatasi hingga benda fisik saja. Ruang berdimensi tinggi sering muncul dalam matematika dan ilmu pengetahuan atas berbagai alasan, terutama dalam bentuk ruang konfigurasi sebagaimana mekanika Lagrange atau Hamilton; keduanya adalah ruang abstrak dan terbebas dari ruang fisik yang ditempati manusia.
Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass), panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T-2atau dimensi Percepatan : L T-2.
Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain :
(1) dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama atau keduanya termasuk besaran vektor atau skalar,
(2) dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar,
(3) dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.Kita ambil kembali contoh kecepatan, tadi kita sudah tahu satuan kecepatan berasal dari satuan panjang (m) dan sekon (s). Kita tinggal memperhatikan tabel di atas dimensi panjang ( m ) = L dan dimensi waktu ( s) = T jadi kita peroleh dimensi kecepatan adalah L / T
Minggu, 04 Agustus 2013
Vektor dan Skalar
Besaran Vektor
Definisi Vektor
Definisi Vektor
Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal. Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah menunjukkan arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal (bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar berikut:
Menggambar sebuah Vektor
Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya.
Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya.
Secara matematis vektor dapat dituliskan A = Ax+Ay dimana A adalah resultan dari komponen-komponenya berupa Ax dan Ay.
Penjumlahan Vekor
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh
Untuk vektor segaris, resultannya
R = A + B + C + n dst…
untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 – 2(OP)(PR) cos (180o - α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 - 2(OP)(PR) cos (-cos α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 - 2(OP)(PR) cos α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 - 2(OP)(PR) cos (-cos α)
(OR)2 = (OP)2 + (PR)2 - 2(OP)(PR) cos α
Jika OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR
maka didapat persamaan
R2 = A2 + B2 - 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya
R2 = A2 + B2 - 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya
Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan 2 cara
1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram)
yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.
2. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga
pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini.
Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah barat maka resultannya
R = A + (-B) = A – B
Rumus Cepat Vektor
berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika
Jika α = 0o maka R = V1 + V2
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V
Contoh Soal
Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan, bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 30o Tentukan besar dan arah resultan vektor tersebut tersebut!
Perkalian titik
Perkalian titik dua buah vektor akan menghasilkan sebuah skalar. Jenis perkalian ini bersifat komutatif.
Untuk vektor satuan terdapat hubungan-hubungan yang khusus dalam operasi perkalian titik, yang merupakan sifat-sifat yang digunakan dalam perkalian titik, yaitu
dan
Atau dapat pula dituliskan dengan menggunakan notasi delta Kronecker
, yaitu
Perkalian silang
Hasil suatu perkalian silang dua buah vektor adalah juga sebuah vektor. Perkalian silang bersifat tidak komutatif.
Untuk vektor-vektor satuan terdapat pula hubungan yang mendasari operasi perkalian silang, yaitu
dan
Perkalian langsung
Hasil perkalian langsung dua buah vektor adalah sebuah tensor atau matriks. Perkalian ini tidak bersifat komutatif.
Perkalian langsung dua buah vektor satuan tidak memiliki hubungan yang khusus.
Besaran Skalar
Besaran-besaran dalam fisika yang sudah
kita kenal seperti massa, panjang, waktu , dan yang lainnya dinyatakan dengan
sutu angka yang biasanya diikuti dengan suatu satuan. Sebagai contoh, massa
suatu benda sama dengan 4 kg. Besaran-besaran seperti itu tidaklah mempunyai
arah, sehingga disebut dengan besaran skalar. Dikatakan tidak mempunyai arah,
karena besaran-besaran tersebut bernilai sama ke senua arah/orientasi.
Perhitungan pada besaran skalar meliputi operasi-operai matematik seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
1. Massa (m)
Besaran massa benda dapat diperoleh dari pembagian gaya yang bekerja terhadap percepatan benda tersebut
Besaran massa benda dapat diperoleh dari pembagian gaya yang bekerja terhadap percepatan benda tersebut
2. Panjang/jarak (s)
Besaran panjang/jarak lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dapat diperoleh dari perkalian antara kelajuan dengan waktu tempuh
Besaran panjang/jarak lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dapat diperoleh dari perkalian antara kelajuan dengan waktu tempuh
3. Luas (A)
Misalnya luas suatu persegi panjang dapat diperoleh dari perkalian antara panjang dengan lebarnya.
Misalnya luas suatu persegi panjang dapat diperoleh dari perkalian antara panjang dengan lebarnya.
4. Volume (V)
Misalnya volume sebuah balok dapat diperoleh dari perkalian antara panjang (p), lebar (l), dan tingginya (t).
Misalnya volume sebuah balok dapat diperoleh dari perkalian antara panjang (p), lebar (l), dan tingginya (t).
5. Waktu (t)
Besaran waktu tempuh dari suatu benda yang bergerak dapat diperoleh dari pembagian antara jarak (s) terhadap kelajuan (v).
Sumber:http://rumushitung.com/2013/06/14/besaran-vektor-fisika-sma/ ; http://elnicovengeance.wordpress.com/2011/08/14/perkalian-vektor/
Besaran waktu tempuh dari suatu benda yang bergerak dapat diperoleh dari pembagian antara jarak (s) terhadap kelajuan (v).
Sumber:http://rumushitung.com/2013/06/14/besaran-vektor-fisika-sma/ ; http://elnicovengeance.wordpress.com/2011/08/14/perkalian-vektor/
Besaran dan Satuan
Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda.
Besaran Pokok
Besaran Turunan
Satuan baku adalah satuan yang ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum (internasional) karena pengukuran dengan satuan baku dapat dinyatakan dengan jelas dan dapat dipakai untuk memeriksa ketepatan suatu instrumen.
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda.
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Besaran pokok dalam Sistem Internasional
Nama Simbol dalam rumus Simbol dimensi Satuan SI Simbol satuan
Panjang l, x, r, dll. [L] meter m
Waktu t [T] detik (sekon) s
Massa m [M] kilogram kg
Arus listrik I, i [I] ampere A
Suhu T [θ] kelvin K
Jumlah molekul n [N] Mol mol
Intensitas cahaya Iv [J] Kandela Cd
Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok.
Contoh besaran turunan:
Besaran Satuan Singkatan
Kecepatan meter per sekon m/s
Percepatan, percepatan gravitasi meter per sekon kuadrat m/s²
Luas meter persegi m²
Volume meter kubik m³
Gaya, berat, tegangan tali Newton (kilogram meter per sekon persegi) kg m/s²
Debit meter kubik per detik m³/s
Energi, usaha Joule J
Rapat tenaga joule per meter kubik J/m³
Tegangan permukaan, tetapan pegas Newton per meter N/m
Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
- Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
- Besaran sekalar adalah besaran yang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum atau secara ilmiah, karena pengukuran ini tidak dapat dinyatakan dengan jelas atau tidak dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan suatu instrumen.
Contoh : jengkal tangan, depa, hasta dan feet.
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum atau secara ilmiah, karena pengukuran ini tidak dapat dinyatakan dengan jelas atau tidak dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan suatu instrumen.
Contoh : jengkal tangan, depa, hasta dan feet.
Contoh sistem Satuan Internasional (SI) ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
No | Besaran | MKS | CGS |
1. | Panjang | m | cm |
2. | Massa | kg | gram, ons, pounds |
3. | Waktu | detik | menit, jam, hari |
4. | Gaya | newton | dyne |
5. | Energi | joule | kalori, erg |
6. | Suhu | kelvin | Celcius, Fahrenheit, Reamur |
Langganan:
Postingan (Atom)